#CampusHighlight PKM Pengabdian Masyarakat 2015 Part 3

So, what we do in this program?

As I said before, we mainly focus on managing waste from Gunung Mas in order to save Ciliwung. Di proposal, kita mengajukan pengangkutan sampah (sesuai kayak program Advokasi). Namun saat survey lanjutan, ternyata disana udah ada cikal bakal Bank Sampah yang digerakkin sama IPB namun tidak berkelanjutan. Melihat potensi Bank Sampah ini, kami akhirnya switch dari pengangkutan ke pengadaan Bank Sampah. Why?

Simply karena pengangkutan sampah di wilayah pegunungan sulit, medan terjal dan berbatu. Lagipula, tanpa ada usaha untuk mengurangi volume sampah, pengangkutan sampah sesungguhnya hanya “memindahkan masalah” dari penumpukan sampah di warga ke TPS. Sedangkan, dengan Bank Sampah, warga bisa mendapatkan keuntungan ekonomis sekaligus menjadi termotivasi dan terbiasa untuk memilah sampah.

Alhamdulillah, meskipun jarak Depok-Cisarua lumayan jauh (sekitar 6 jam pp kalau naik angkot), kita terbantu banget karena sudah menemukan kader yang tergerak untuk melaksanakan program Bank Sampah ini, yaitu Kang Cucup. Kang Cucup adalah warga RT 02 yang peduli lingkungan, selama kita K2N juga kang cucup banyak membantu program-program K2N. Nah, Kang Cucup inilah yang sudah mendapatkan edukasi Bank Sampah dari IPB. Jadi sebenernya kita tinggal eksekusi Bank Sampahnya.
Bulan Maret, diadakan percobaan Bank Sampah selama satu bulan. Warga menyambut baik dan terkumpul sekitar 20 nasabah. Namun, di bulan ini Bank Sampah mengalami kerugian karena rupanya harga beli sampah dari masyarakat terlalu tinggi dan harga jual di pengepul rendah. Akhirnya, dilakukan perbaikan sistem. Saya dan Eja sempat bertemu dengan Kak Fajri, mahasiswa Teknik Lingkungan UI yang juga menjabat sebagai ketua Zero Waste Indonesia. Dari kak Fajri ini kita jadi tau mengenai lika-liku Bank Sampah dan cara menghasilkan keuntungannya. Setelah rombak sana-sini akhirnya kami dan Kang Cucup sepakat untuk mengadakan acara Grand Launching Bank Sampah Gunung Mas (BSGM).

Grand Launching dilaksanakan pertengahan April. Terkumpul sekitar 40 Ibu Rumah Tangga. Di Grand Launching ini, ibu-ibu sekaligus menyetorkan sampahnya di meja registrasi dan langsung menjadi nasabah BSGM. Acara diisi dengan materi oleh Kang Cucup dan Suci seputar sampah dan pengelolaannya. Selesai materi, dilakukan peresmian BSGM secara simbolis dari Aa Pepep (Ketua RT 02) kepada Kang Cucup selaku pengurus BSGM. Acara ditutup dengan papajar atau makan-makan.
Sesuai kesepakatan bahwa penyetoran sampah dilakukan dua minggu sekali, maka Kak Wisnu dan Kak Fitri ke Gunung Mas untuk membantu pengangkutan sampah (karena SDM masih sangat terbatas). Namun ternyata warga belum ada yang menyertorkan sampahnya. Dua minggu kemudian, giliran saya dan Ela yang berkunjung ke Gunung Mas dan ternyata warga juga masih belum menyetorkan sampahnya sesuai yang diharapkan. Ternyata, warga masih mempunyai mindset bahwa sampah mereka akan ‘dijemput’ serta belum memiliki keinginan untuk menabung, mereka ingin langsung mendapatkan uang setelah menyetorkan sampah.

Rupanya memang proses pemberdayaan masyarakat itu bertahap dan butuh waktu. Tidak bisa instan, karena kebiasaan dan budaya lama telah melekat selama perbuluh-puluh tahun. Objectively, program ini mungkin belum berhasil jika dinilai dari ketercapain target luarannya. Namun, semoga ini adalah awal dari sesuatu yang lebih baik bagi masyarakat Gunung Mas.

At the end of this post, gw mau ngucapin makasih buat tim PKM : Ela, Suci, Febri, Mounda untuk kerjasamanya selama menjalankan program. Ela yang ngebolehin gw buat nginep di asrama biar bisa ke Tugsel pagi-pagi, partner begadang nyelesain laporan kemajuan; Suci uni padang yang udah kerja tapi masih nyempetin buat ikut rapat tiap jam 5 sore; Febri yang muter-muter percetakan di depok nyari baliho yang bisa jadi satu hari ; Mounda yang super sibuk tapi super detail saat bikin proposal PKM.
Special thanks buat Eja, kades yang udah mau diajakin pusing bareng, tempat gw ngeluh selama ngejalanin program haha makasih ja! definitely can’t do this without you. Buat Kak Fitri, PL kesayangan yang mau nemenenin ke Tugsel dan bantu nemu solusi bareng. Buat Kak Wisnu, yang walaupun sekarang udah jadi pejabat rektorat namun tetep konkrit ngebantuin program. Also, buat anak-anak Tugsel yang udah bantu: Sari dengan desain logo BSGM yang lucu banget, Riksa yang ngebantuin pas Grand Launching, Midah yang ngebantuin persiapan buat Grand Launching ditengah skripsiannya dan juga semua yang mendoakan program ini.  Satu lagi, supporting system yang udah rela ngorbanin waktu dan tenaga biar UI bisa ngejalanin PKM sebaik mungkin, orang-orang yang udah gw repotin selama ini :’’) Makasih Jay dan Shofi  dari UITP dan Bonbon dari BEM FKM.

Selama ini, gw selalu bermindset bahwa PKM pengabdian masyarakat it’s all about what you can give to the society. This point of view, sometimes bring proud that actually shouldn’t happen. Gw ngobrolin tentang hal ini ke Ela saat kita lagi nyusun laporan akhir and suddenly she open Quran and point at a Surah, which said “dan segala kebaikan yang kamu lakukan adalah untukmu sendiri”. Yap, at the end, it’s not the society who get the most benefit in this program. It is me who owe a big thanks to them for valuable life lesson. Thanks once again :)

--#CampusHighlight PKM Pengabdian Masyarakat 2
015 finished--

Comments

Popular posts from this blog

Memilih Kereta Api Ke Malang

Step by Step & Biaya Surat Sehat LPDP 2019 (RSUD Budhi Asih)

Pengalaman IELTS Computer Based di IALF Jakarta saat Pandemi Covid-19 (Februari 2021)