Sidenotes of Life

Hola~ it’s been a while since I wrote my previous book review. Hari ini gw ingin membagi pengalaman gw membaca 23 Episentrum. Buku ini gw pinjem dari perpusat plus suplemennya. Awal ngeliat, gw emang penasaran banget sama buku-bukunya Adenita ( 9 Matahari dan 23 Episentrum). Jadi, apa sih 23 Episentrum itu? 23 Episentrum menceritakan tentang perjalanan karier tiga anak muda yang penuh kegalauan hidup *halah* Matari sebagai sosok sentral dari buku ini, adalah seorang reporter muda di stasiun TV terkemuka. Cita-cita Matari adalah menjadi seorang News Anchor which is one step more from her current job as reporter. But, she’s got a big target : melunasi hutang-hutang biaya kuliahnya. Ya, Matari kuliah dengan biayanya sendiri yang diperoleh dari hutang ke teman-temannya yang berjumlah 23 orang. Dia bersikeras untuk terus kuliah walaupun kondisi keuangannya tidak memungkinkan. Semua itu dilakukan karena Matari yakin, gelar sarjana adalah tiketnya untuk mendapatkan pekerjaan yang le

Bagian pertama dari cerita jalan-jalan ke Malang adalah memilih kereta api ke sana. Ini ada beberapa jadwal kereta api ke Malang ( http://malangkereta.com/?p=10 ). Nah disitu kita bisa liat kalau kereta dari Jakarta sebenernya ada tiga: Gajayana (Eksekutif), Majapahit (Eko AC) dan Matarmaja (Eko AC). Berhubung kami berjiwa Mahasiswa (baca:kere) maka dipilihlah kereta Matarmaja untuk PP JKT-Malang. Kita reservasi tiket udah H-seminggu dan ternyata tiket balik dengan kereta Matarmaja udah penuh semua, ada lagi tanggal 31. Yakali dah, mati gaya di Malang kalau kelamaan begitu. Yowis pulangnya kita naik kereta Majapahit. Oke, for you guys yang bingung memutuskan naik Matarmaja atau Majapahit, here's some hint that hopefully will help you~ Harga Tiket Kereta Nah ini adalah dasar dari semua perbedaan antara kereta Majapahit dan Matarmaja *lebay*. Walaupun katagorinya sama-sama Ekonomi AC, tapi bedanya bisa dua kali lipat. Harga tiket Matarmaja Rp 130.000 sementara Majapahit R

. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْــرَ  –وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ - خَيْرٌ لِي فِي دِيْنِي وَمَعاَشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي  –  أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِيْنِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي – أَوْقَالَ : عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي بِهِ “Ya Allah, sesungguhnya aku minta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu, dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan ke-Maha Kuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku