Negeri Di Ujung Tanduk: sebuah ulasan








"Dengan kesaksian tak ternilai, dengan bukti-bukti yang kau simpan, separuh anggota mafia hukum bisa diseret ke pengadilan. Sebelum semua terlambat, sebelum seluruh negeri ini berubah dari negeri para bedebah menjadi negeri di ujung tanduk" halaman 256





Saya mengakhiri "perjalanan" membaca novel ini tepat pukul 19.00. Percaya atau tidak, novel ini hanya menceritakan kisah selama 48 jam. Masih seperti Negeri Para Bedebah, alur cerita bergerak cepat sekali, melaju dari satu penangkapan, lolos, penjebakan lagi, dan seterusnya. Tokoh utama dari novel ini tetap Thomas atau Tommy -panggilan oleh keluarganya. Jika di novel pertama Thomas berurusan dengan berbagai kejahatan perbankan dan "dampak sistematis"nya, maka di novel kedua, ia telah masuk ke babak yang berbeda, mengambil ranah sebagai konsultan politik untuk kandidat calon presiden terkuat di Indonesia. Thomas berurusan dengan kerasnya dunia politik dan berbagai manipulasi dan konspirasi oleh sang Mafia Hukum. Membacanya, seolah fakta dan fiksi berjalan berdampingan. Kandidat capres, kasus dan skandal, hingga wartawan yang kita kenal luas di dunia nyata, hadir di novel ini. 

Secara umum, novel ini tetap menakjubkan, memaksa saya memprioritaskannya di tengah-tengah jadwal UTS yang padat merayap. Namun ada beberapa hal yang mengganggu: kehadiran wartawan wanita bernama Maryam yang tidak membawa dampak dan makna yang berarti, malah berkesan lebih lemah dari karakter wartawan wanita di Negeri Para Bedebah. Selain itu, entah kenapa cerita di novel ini tidak semenegangkan yang dulu, terlalu banyak kebetulan yang to good to be true untuk sang tokoh utama. 

Jika ada pesan moral yang dibawa oleh novel ini, adalah makna kepedulian. Kepedulian kita di hari ini, akan berdampak sangat besar bagi kita di masa mendatang. Kisah Opa dan Chai Ten yang berhasil survive dari kehidupan pengungsi di dataran China berimbas hingga ke kehidupan cucunya. Satu lagi, di Negeri Para Bedebah maupun Negeri di Ujung Tanduk, setidaknya kawan, Petarung Sejati akan selalu memegang janji dan membela kehormatannya

Salam Takzim untuk Tere Liye yang selalu bisa membawa alur dan ide cerita yang luar biasa :) 

Comments

Popular posts from this blog

Memilih Kereta Api Ke Malang

Step by Step & Biaya Surat Sehat LPDP 2019 (RSUD Budhi Asih)

Pengalaman IELTS Computer Based di IALF Jakarta saat Pandemi Covid-19 (Februari 2021)