Jilbab bukan sekadar Trend


Pernah mendengar bagaimana susahnya kehidupan wanita indonesia berjilbab di masa lalu? Mereka harus mengenakan jilbab secara sembunyi-sembunyi karena sekolah maupun lingkungan kerja melarang wanita untuk berjilbab. Foto untuk paspor pun tidak boleh mengenakan jilbab. Sekarang, wanita berjilbab sudah semakin banyak ditemukan di lingkungan kita. Tidak ada lagi peraturan yang memberatkan wanita berjilbab. Namun, diatas semua kemudahan berjilbab saat ini, ada problem baru yang muncul: hadirnya berbagai trend jilbab di Indonesia. 

Masih kental dalam ingatan kita berbagai trend jilbab yang sempat muncul di indonesia. Saat Aa Gym berada di posisi puncak, banyak wanita yang mulai mengenakan jilbab. Kemudian, muncullah berbagai jenis jilbab. Mulai dari jilbab segiempat standar hingga jilbab langsung pakai berbahan spandex yang dihiasi oleh manik-manik. Trend berjilbab pun dipengaruhi oleh sinetron dan film yang beredar di masyarakat, contohnya film Ketika Cinta Bertasbih dan Ayat-ayat Cinta. Trend terbaru adalah jilbab ala hijabers. Makna kata “hijabers” di masyarakat pun berubah. Hijabers saat ini lebih merujuk kepada orang-orang yang memakai jilbab dengan lebih modern dan stylish. Istilah hijabers menjadi booming setelah Hijabers Community (HC) didirikan pada 27 November 2010 oleh Dian Pelangi. Hanya dalam waktu 2 tahun, Hijabers Community berkembang pesat. Penggunaan jilbab ala Hijabers Community pun menjadi trend baru berjilbab bagi wanita Indonesia. 

Bagaimana kita sebagai muslimah menanggapi berbagai trend jilbab? Pada dasarnya, selama jilbab yang kita kenakan memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Al-Quran, pemilihan model jilbab diserahkan kepada masing-masing individu. M. Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul “Jilbab, pakaian wanita muslimah” menyebutkan ada 4 syarat yang harus diperhatikan dalam hal menutup aurat -–termasuk berjilbab: 

1. Jangan bertabarruj/pamer 
2. Jangan mengundang perhatian pria 
3. Jangan memakai pakaian yang transparan 
4. Jangan memakai pakaian yang menyerupai laki laki 

Jadi, hal-hal yang harus diperhatikan ketika memakai jilbab yaitu: menutupi dada, tidak ketat, tidak transparan dan tidak bermaksud untuk pamer atau menarik perhatian orang lain, khususnya pria. Jangan sampai trend jilbab yang ada membuat kita lupa dengan fungsi utama jilbab sebagai pelindung dan penjaga diri dari perbuatan yang tidak baik. Semoga Allah melihat dan membalas usaha dan kesungguhan kita untuk hidup sesuai perintah-Nya. Aamiin.

Olivinia Qonita Putri 
S1 Reguler Kesmas 2012
ditulis untuk Buletin Medium Nurani  FKM UI




Sumber: 
  • Shihab, Quraish. 2004. Jilbab, pakaian wanita muslimah. Tanggerang: Lentera Hati 
  • Nadia, Asma, dkk. 2005. Gara Gara Jilbabku?. Jakarta: Lingkar Pena 
  • Hijabers Community. 2012. Hijab style ala hijabers community. Jakarta: Qultum Media

Comments

Popular posts from this blog

Memilih Kereta Api Ke Malang

Step by Step & Biaya Surat Sehat LPDP 2019 (RSUD Budhi Asih)

Pengalaman IELTS Computer Based di IALF Jakarta saat Pandemi Covid-19 (Februari 2021)