#CampusHighlight Kuliah Kerja Nyata
Hola!
Janji untuk menulis tentang K2N sepertinya sudah lama ya. Namun selalu berakhir wacana :') Hari ini buka-buka file K2N dan gak sengaja nemu artikel K2N yang gw tulis. Jadi, here comes first part of K2N story ya :) Enjoy!
(PS: Cek juga video K2N Desa Tugu Selatan di Link ini -- https://www.youtube.com/watch?v=jGhJAcE3eZo )
Janji untuk menulis tentang K2N sepertinya sudah lama ya. Namun selalu berakhir wacana :') Hari ini buka-buka file K2N dan gak sengaja nemu artikel K2N yang gw tulis. Jadi, here comes first part of K2N story ya :) Enjoy!
(PS: Cek juga video K2N Desa Tugu Selatan di Link ini -- https://www.youtube.com/watch?v=jGhJAcE3eZo )
KALA PENGABDIAN DI KAWASAN WISATA
Olivinia Qonita Putri
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Pagi
itu matahari bersinar seperti biasa di Desa Tugu Selatan tepatnya di wilayah
Gunung Mas. Semburat kuning menyinari setiap jengkal kebun teh di sini. Ibu
pemetik teh bertopi besar lengkap dengan sepatu boot sudah berjalan di tengah
dingin udara pagi. Pun bapak-bapak yang bekerja sebagai penjaga kebun dengan
tabung pestisida di pundaknya. Pagi itu berjalan biasa.
Namun
kami, peserta Kuliah Kerja Nyata UI, tampak mulai kelelahan. Rumah yang dihuni lima
belas perempuan ini sunyi. Semua masih terlelap. Sepuluh hari terakhir dari
kegiatan pengabdian mungkin adalah masa terberat. Seluruh kegiatan dilakukan
dalam kondisi berpuasa. Rapat desa hingga larut malam tak terhindarkan.
Ditambah dengan kewajiban lainnya seperti menulis laporan kegiatan harian, tubuh ini rasanya jenuh sekali.
Dengan
enggan, kupaksakan tubuh untuk keluar dari kantung tidur yang nyaman dan
hangat. Tiba-tiba aku teringat janji untuk bertemu dengan petinggi di PTPN VIII
yang menjadi sasaran kegiatan advokasi yang kupegang bersama empat orang
lainnya. Segera aku mengambil handuk dan segala perlengkapan untuk mandi di wc
mushola karena air sedang mati di rumah. Setelah semua beres, aku dan tim bergegas
menuju kantor perkebunan.
Diskusi
dengan orang perkebunan terkadang membuatku semakin jenuh. Rasanya sulit sekali
membuat mereka tergerak membantu warga dengan menyediakan pengangkutan sampah
yang baik. Di sisi lain, warga pun sepertinya sudah lelah dan tidak mau
berusaha lebih untuk menciptakan pengelolaan sampah. Semua seperti menemui
jalan buntu.
Namun,
di tengah semua itu, kami menemukan suatu kebahagiaan yang sederhana:
anak-anak. Program pendidikan yang dilaksanakan sepertinya cukup ampuh terhadap
bocah-bocah ini. Perlahan, mereka semakin membaur dengan kami. Ketika pagi kami
masih di rumah, mereka sudah menggedor pintu dan mengajak kami bermain. Pun ketika
kami hendak melaksanakan suatu program, mereka memegang tangan kami dan memaksa
untuk ikut serta. Sebuah kebahagiaan yang sungguh sederhana namun bermakna.
Aku
bukanlah orang yang gampang dekat dengan anak-anak (kecuali adikku sendiri). Selalu
ada keraguan setiap dekat dengan anak kecil. Apa yang harus kulakukan, apakah
mereka senang bermain denganku, dan sebagainya. Kesulitanku dalam menghafal
nama dan wajah semakin membuat jarak antara aku dan mereka. Namun, perlahan
hubungan semakin mencair. Anak-anak ini berbesar hati dan menerima keberadaan
kami yang hanya tinggal sebulan disini. Mereka tahu suatu saat kami akan pergi,
namun mereka tetap berbesar hati.
Maka,
setelah Kuliah Kerja Nyata selesai, bagiku daerah Puncak bukan lagi sekadar
tempat wisata dan penghilang penat dari riuhnya kehidupan di Jakarta. Ia telah
menjelma menjadi kampung halaman kedua. Bapak-bapak yang pulang kelelahan di
siang hari setelah bekerja di kebun teh, ibu-ibu yang setiap sore berkumpul di
teras rumah, pemuda yang setiap malam menyalakan api unggun dan mengetuk pintu
rumah warga mengingatkan waktu sahur serta anak-anak yang pulang dari sekolah
menggunakan seragam putih merahnya. Kesemua itu, disatukan dengan wilayah
perkebunan yang hijau, jalanan yang berbatu dan ramainya turis yang datang,
telah membentuk sebuah memori yang tak lekang untuk dikenang bertahun-tahun
kemudian. Cerita tentang pengabdian yang tidak selamanya harus dilakukan di
pelosok nusantara. Bahkan di wilayah sedekat ini saja, kami menemukan banyak
cerita dan makna yang luar biasa.
Comments
Post a Comment