ROKOK BERBAHAYA. LALU?

Tulisan ini sekadar bentuk kekesalan dan kebingungan saya mengenai rokok di Indonesia. Jauh jauh sebelum saya masuk FKM saya memang sudah membenci rokok. Asap yang dikeluarkan rokok itu sangat menyebalkan, membuat batuk dan sesak nafas. Baju juga jadi bau rokok -_-" Jujur papa saya dulunya perokok. walaupun beliau tidak merokok terang-terangan di depan saya namun jika sedang bersama keponakannya yang muda-muda papa saya mulai merokok. Kenapa? hal itu yang saya tanyakan. kenapa harus merokok ketika Papa saya tau merokok tidak baik? kenapa tetap merokok bahkan secara curi-curi hanya pada momen tertentu? saya tidak habis pikir. 

Itu hanya di lingkungan keluarga. Dari SMP kelas 3 (atau malah sebelum itu) ketika Papa membeli sebuah toko di Poins Square Lebak Bulus, saya sering sekali ke Dunkin Donats untuk belajar. Sayangnya, banyak sekali perokok di situ. Kalau ada yang merokok, konsentrasi dan mood untuk belajar hilang seketika. baunya itu loh! kenapa sih orang-orang tahan banget? Untunglah lama-lama dibentuk area perokok dan non perokok. Herannya jumlah meja perokok sangat banyak, 9 meja. sementara non perokok hanya 4 meja. pertanda apakah ini?

kebencian saya terhadap rokok semakin menjadi-jadi ketika tahu perokok pasif seperti saya dapat terkena dampak yang sama buruknya dengan mereka yang tidak merokok. Saya berfikir, kejam sekali rokok itu. yang merokok siapa, yang kena dampaknya siapa -_-' mendingan gw deh, gendut tapi penyakit karena kegendutan itu cuman kena ke gue. haha gak baik juga sih sebenernya. but hey dengan kondisi gw yang gendut ini dan situasi sebagai perokok pasif bukankah resiko kesehatan seperti kanker dan jantung buat gw jadi dua kali lipat? sungguh gak adil. gw merasa sehat gak ngerokok. tapi nyatanya gw terancam juga.

Setelah masuk FKM, saya merasa beruntung sekali saudara saudari. saya bebas berkeliaran di FKM tanpa perlu sungkan mengingatkan orang yang merokok untuk tidak merokok. Hak udara bersih saya dapat di FKM *PELUK FKM* gak kebayang kalau gw diterima di Fisip atau Sastra, mungkin gw bakal megep2 tiap hari dan ogah ke kantin saking budaya ngerokok yang ngakar disana. 

FKM adalah salah satu (kalau tidak dibilang satu-satunya) garda terdepan di UI untuk menentang rokok. Aksi NO WTA kemarin sukses. kemudian kemarin kami simulasi aksi juga dengan topik sahkan rpp tembakau. well alhamdulillah yah. cuman saya sih tadinya gak berniat bahas masalah FKM dan rokok. Topik saya disini (kalau tadi gak oot) ya seperti di judul. ROKOK BERBAHAYA. LALU?

sindiran, kalau bukan tamparan. Orang orang pasti tau rokok. tau efek buruk rokok. lalu kenapa masih saja merokok? apa bangsa kita ini, masyarakat kita ini, sedemikian bodohnya sehingga mereka tetap melakukan apa yang mereka tahu berbaya bagi mereka? benarkah kita sangat bodoh??

saya merasa frustasi. di FKM aksi tolak rokok berjaya. tapi begitu saya kembali lagi ke kenyataan, selama nunggu kereta, di angkot, di mall, orang-orang merokok seenak jidat. apakah mereka sedemikian bodohnya? padahal yang menghirup asap rokok tidak hanya kalangan buruh kasar, direktur kakap pun menghisap nikmat(semu)nya rokok. apakah mereka tidak tahu bahwa rokok menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin?

saya pun galau. saya aksi tolak wta. tapi memperingatkan orang yang merokok di angkot pun saya tidak berani. apakah saya sama bodohnya? tau, tapi tidak memberitahu. salah siapa ini? kenapa sedemikian parah?
saya juga bimbang mengenai jurusan saya. mencegah, dalam hal ini mencegah rokok, terasa sangat berat, polemik dan tidak menghasilkan apa-apa. apakah benar usaha public health seperti ini memberikan hasil ketika diterapkan untuk masyarakat sebebal ini. benarkah?

apakah benar perlu peraturan untuk memuat gambar di depan bungkus rokok? apakah efektif? setelah mereka tuli tidak bisa mendengar peringatan rokok. lalu sekarang apa masyarakat MEMILIH buta? seolah olah gambar itu tidak berarti apa-apa. 

saya hanya ingin dunia tanpa rokok
kenapa demikian susah
apakah saya dan semua orang di Indonesia ini sudah bodoh?
bodoh untuk menolak peduli dan bodoh untuk tidak memperingatkan?
kapan langit indonesia ini bebas tanpa kepulan asap rokok?


Comments

Popular posts from this blog

Memilih Kereta Api Ke Malang

Step by Step & Biaya Surat Sehat LPDP 2019 (RSUD Budhi Asih)

Pengalaman IELTS Computer Based di IALF Jakarta saat Pandemi Covid-19 (Februari 2021)