krisis identitas


Kalau kita menyebut fakultas kedokteran sudah bisa dipastikan mahasiswanya menjadi dokter. fakultas hukum? pasti jadi pengacara atau hakim. fakultas psikologi? ya psikolog. fakultas ilmu keperawatan? pasti menjadi suster.

lalu kalau ada yang menanyakan profesi seorang mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat, adakah yang bisa menjawab?

lucu, bahkan abang dan kakak-kakak di fkm pun bingung ketika ditanya oleh profesor Ascobat. Mudah saja menjelaskan jika yang bertanya adalah sesama civitas akademika fkm. Namun, kalau yang menanyakan masyarakat umum, bagaimana menjelaskan singkatnya? bagaimana menjawab dengan 1 kata? tanpa perlu bertele-tele atau panjang lebar?

inilah kawan. realita yang kami hadapi sebagai mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat :)  Walaupun nama fakultas kami mencatut kata-kata "masyarakat" ironinya justru masyarakat tidak tahu apa itu fkm. Dikiranya, fkm itu kedokteran. atau cobalah tanya ke teman-teman yang skrg kelas 3 sma. Entah sih kalau di sma lain, yang jelas di sma saya fkm itu langka sekali yang tau :p
nah itulah kondisinya. masyarakat tidak tahu fkm. mahasiswa pun bingung menjawab profesi fkm. 
emang seberapa penting sih identitas profesi itu?
...
penting banget sih kalau menurut saya. bagaimanapun juga kita kuliah kan untuk bisa berkontribusi di masyarakat sesuai bidang keahlian yang kita miliki. sempet terlintas di pikiran kalau fkm itu tempatnya calon-calon menteri kesehatan dan direktur rumah sakit. tapiii coba deh liat daftar nama menteri kesehatan RI, dari 1988 sampai sekarang, ada gak yang tanpa gelar dr? :)

menkes kita kemarin, bu endang, adalah alumni fkui yang mengambil gelar MPH dan DR.PH di US. Lalu menkes yang sekarang menjabat, diantara namanya ada gelar dr, Sp.A dan MPH. (note: PH = public health = kesehatan masyarakat)
terus juga direktur rumah sakit. tertulisnya sih bisa. cuman faktanya yang memegang jabatan direktur tetap punya gelar dr/drg. lalu?

post ini bukan bentuk kekecewaan karena gak masuk fk (yah emang agak kecewa sih haha) bukan juga bentuk kekesalan terhadap dokter. hanya saja, memang di Indonesia, profesi yang seharusnya seorang public health pegang masih didominasi oleh dokter. Sehingga masyarakat juga tidak tahu apa sih peran public health itu. apakah public health itu penting? kan ada dokter, ada suster, ada apoteker? (see? semua rumpun ilmu kesehatan yang lain punya profesi identitas)
Untuk mengubah paradigma ini, semua civitas kesehatan masyarakat harus bekerja ekstra keras dan sinergis untuk menunjukan eksistensinya. kalau mau berpikir positif, menteri kesehatan yang bergelar blablablaPH itu sudah menunjukkan perubahan yang lebih baik kok. Walau tidak menjadi direktur kesehatan, kami bisa kok menjadi manajer rumah sakit, bisa kok menjadi kepala puskesmas. Memang butuh proses yang lama untuk mengubah paradigma yang mengakar. Kalau melihat dari umur FKM UI yang baru berusia 47 tahun, tentu masih tergolong muda dibanding fakultas lainnya. Butuh konsistensi yang lebih tangguh dari baja, butuh kesabaran yang luar biasa. Memang itulah seorang praktisi kesehatan masyarakat. Hasil kerjanya tidak langsung terlihat, tidak signifikan, tapi sangat dibutuhkan.

Saya tidak berani menjamin saya akan selalu di FKM. Mungkin saja tahun depan saya pindah ke FK. Namun, saya pastikan saya akan menyebarkan eksistensi kesehatan masyarakat ke masyarakat Indonesia:) Sehingga tujuan Indonesia Sehat lebih cepat terwujud karena peran yang seimbang dari metode Preventif(mencegah) dan Kuratif (mengobati).

walau kata pribahasa, "mencegah itu lebih baik daripada mengobati"  :p

Comments

Popular posts from this blog

Memilih Kereta Api Ke Malang

Step by Step & Biaya Surat Sehat LPDP 2019 (RSUD Budhi Asih)

Pengalaman IELTS Computer Based di IALF Jakarta saat Pandemi Covid-19 (Februari 2021)